Translate

5 Rekomendasi Wisata Religi di Jakarta yang Penuh Sejarah

Ada beberapa wisata religi di Jakarta yang penuh dengan sejarah. Selain didatangi untuk keperluan agama, tempat tersebut juga bisa dinikmati keindahan

Nirwana Tunggal - Ada beberapa wisata religi di Jakarta yang penuh dengan sejarah. Selain didatangi untuk keperluan agama, tempat tersebut juga bisa dinikmati keindahannya. Salah satu wisata religi paling terkenal adalah Masjid Istiqlal. Masjid tersebut kerap menjadi favorite warga Jakarta untuk melakukan ibadah, apalagi jika bulan Ramadhan tiba.

Pilihan tempat religi di Jakarta bukan hanya itu saja. Masih ada beberapa rekomendasi lainnya yang bisa kamu kunjungi. Berikut sudah kami rangkum wisata religi yang berada di Jakarta dari berbagai sumber. Yuk, langsung saja cek daftarnya di bawah ini.



Gambar masjid Istiqlal Jakarta. Sumber:Istimewa
Rekomendasi Wisata Religi di Jakarta


Selain untuk melakukan ibadah, seperti ziarah, sholat, hingga i’tikaf. Tempat wisata religi juga bisa memiliki spot foto Instagenic. Berikut di antaranya:

1. Masjid Istiqlal

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Masjid Istiqlal begitu populer karena kemegahannya. Tak heran Masjid Istiqlal menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara. Pasalnya, bisa menampung hingga 200 ribu jamaah. Memiliki luas bangunan hingga 24.20 meter persegi dan berdiri di atas tanah seluas 98.247 meter persegi. Hebatnya lagi masjid ini disebut sebagai salah satu masjid terindah di dunia, lho.

Masjid tersebut dibangun untuk memperingati Kemerdekaan Indonesia, “Istiqlal” dalam bahasa Arab memiliki artian “Kemerdekaan”.

Fakta tak kalah mencengangkan adalah masjid ini dirancang oleh seorang arsitek yang beragama Kristen, yaitu Frederich Silaban. Fakta tersebut menunjukkan bahwa masjid tersebut menjadi keberagaman umat beragama. Ditambah tempatnya yang berhadapan dengan salah satu gereja tertua di Indonesia, yakni Gereja Katedral.

Kembali membahas arsitekturnya, hampir semua desain di bagian masjid memakai kaidah Islam. Mulai dari pintu yang disesuaikan dengan Asmaul Husna, hingga pilar yang berjumlah 12 sesuai dengan tanggal kelahiran Nabi Muhammad.

2. Masjid At-Tin TMII Jakarta Timur

Sejarah dari masjid At-Tin tak kalah menarik untuk dibahas. Masjid ini berada di kawasan TMII (Taman Mini Indonesia Indah), Jakarta Timur. Selain untuk ibadah, masjid ini biasanya juga digunakan untuk menggelar acara atau kegiatan lainnya.

Dilansir dari situs Divisi Kominfo Jakarta Islamic Centre, masjid ini dibangun oleh keluarga besar Presiden Soeharto untuk mengenang ibu negara, ibu Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto yang meninggal pada tahun 1996 silam.

Pendirian masjid ini juga dibantu oleh Yayasan yang dimiliki ibu Tien Soeharto, julukan dari ibu Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto. Mengutip informasi dari situs resminya, Masjid Agung At-Tin mulai dibangun pada tahun 1997 dan diresmikan pada 26 Desember 1999.

Pemilihan nama Masjid At-Tin selain diilhami dari surat At-Tin, juga bermaksud sebagai doa dan perwujudan rasa cinta yang tulus dari keluarga kepada sosok Ibu Tien Soeharto.

3. Masjid Ramlie Musofa

Masjid Ramlie Musofa disebut-sebut sebagai Taj Mahal nya Indonesia karena keindahannya yang serupa. Masjid yang terletak di Jakarta Utara ini memiliki warna dominan putih persis Taj Mahal. Masjid indah tersebut dibangun oleh H. Ramlie Rasidin dari tahun 2011. Pembangunan membutuhkan waktu 5 tahun hingga kemudian diresmikan pada tahun 2016.

Memiliki waktu pembangunan yang lama karena beberapa material didatangkan langsung dari Turki dan Italia. Batu pualam licin dan bebatuannya tidak bisa didatangkan dalam sekali. Ditambah dengan detail ukiran yang memakan waktu lama.

Sejarah pembangunannya, dimula dari cita-cita H. Ramlie muda yang bermimpi untuk mendirikan masjid indah menggunakan unsur yang mencampurkan budaya dengan ornamen megah. Mimpi tersebut akhirnya terwujud setelah 40 tahun kemudian.

Masjid At-Tin mengambil unsur dari 3 budaya, yaitu Arab, India, dan China. Budaya India yang menyerupai Taj Mahal, China terlihat dari ornamen berbahasa Mandarin, dan Arab tampak dari kawasan masjid yang menyerupai Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.

Di dalam bangunannya juga terdapat 3 kaligrafi surat Al-Quran yang dipahat menggunakan 3 bahasa, yaitu Arab, Indonesia, dan Mandarin.

Nama masjid tersebut berasal dari nama pendirinya, Ramlie sedangkan Musofa dari awalan nama Muhammad, Sofian, dan Fabian. Filosofi lainnya dibangun menyerupai Taj Mahal karena berharap bangunan tersebut bertahan ratusan tahun.

4. Jakarta Islamic Center

Jakarta Islamic Center (JIC) berada di Utara Jakarta, tepatnya di Jl. Kramat Jaya Raya, Tugu Utara, Koja. Sebelum menjadi pusat pengembangan Islam Jakarta. Puluhan tahun lalu, kawasan tersebut memiliki sejarah sendiri.

Pada era 1970-1999 tempat tersebut merupakan lokalisasi Kramat Tunggak yang merupakan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Keberadaan tempat tersebut membuat masyarakat di sekitar resah. Mereka akhirnya mendesak untuk menutup tempat tersebut.

Menanggapi desakan tersebut, Gubernur DKI Jakarta kala itu, Sutiyoso, membentuk tim yang membuat rekayasa sosial. dilansir Kompas edisi 17 Oktober 2005, Kramat Tunggak secara resmi ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 31 Desember 1999.

Selanjutnya, pada tahun 2021, Sutiyoso melontarkan ide untuk mendirikan Jakarta Islamic Center didiskusikan bersama elemen masyarakat. Lalu, pada tahun 2002 dilakukan studi komparasi ke Islamic Center di Mesir, Iran, Inggris, dan Perancis.

Dipercayakan pada arsitek spesialis masjid, Ahmad Numan atau dikenal Ir Muhammad Numan. Bangunan masjid berdiri di atas lahan seluas 109.435 meter persegi, dengan luas 2.200 persegi dan dapat menampung 20.680 jamaah. JIC kini menjadi simbol keberhasilan perubahan hitam ke putih sebuah struktur sosial.

5. Masjid Babah Alun, Jakarta Selatan

Masjid Babah Alun memiliki desain unik menyerupai bangunan etnis Tionghoa. Maklum saja pendirinya adalah mantan jawara Pasar Baru, yaitu Muhammad Jusuf Hamka. Sejak tahun 1981, Jusuf telah memeluk agama Islam, diangkat sebagai anak ideologi oleh Ulama Besar Indonesia, Profesor Buya Hamka.

Masjid Babah Alun Desari bergaya oriental ketiga yang dibangun Jusuf Hamka. Pada tahun 2020, Masjid Babah Alun Desari diresmikan oleh Pemerintah Kota Jakarta Selatan. Proses pembangunannya memakan waktu 8 bulan. memiliki satu lantai dengan luas sekitar 200 meter persegi dan mampu menampung hingga 200 orang jamaah.

Biasanya masjid berwarna putih tapi masjid ini diselimuti warna merah dengan detail warna emas. Bukan hanya dijadikan destinasi wisata warga Jakarta, bahkan banyak orang luar Jakarta mampir ke masjid ini.

Nah, itu dia rekomendasi wisata religi di Jakarta yang bisa kamu jadikan referensi untuk berkunjung. Semoga bermanfaat!


Posting Komentar