Translate

Teknik Belajar Menulis Opini dan Contohnya


Teknik Belajar Menulis Opini dan Contohnya

Nirwana TunggalTidak ada langkah cepat untuk segera menjadikan diri menjadi seorang penulis opini yang handal & kompeten. Perlu banyak belajar dan berlatih untuk bisa menulis artikel opini secara baik dan benar. Jika diri ingin belajar cara atau teknik menulis opini, perlu tahu apa saja yang diperlukan dahulu untuk memahaminya.
 
Adapun hal lain yang perlu diketahui dalam membuat artikel opini adalah opini berbeda dengan jenis tulisan lain yang ada tentu berbeda pula cara, tips, dan teknik penulisannya.

Pengertian Opini (Teks editorial Opinion) adalah suatu pandangan, pendapat, penilaian, tanggapan seseorang pada suatu hal. Dengan kata lain opini adalah suatu hasil pemikiran, pendapat, dalam menilai/menjelaskan dan menyikapi suatu peristiwa yang bersifat Subjektif.
 
Opini juga kerap kali di artikan sebagai pendapat pribadi dalam menilai suatu objek (Peristiwa) dengan nalarnya sendiri tanpa dipengaruhi orang lain.

Opini juga ada yang mengartikan sebagai pernyataan pribadi dalam menyikapi dan didasarkan pada keyakinan serta sudut pandangnya, melalui perasaan dan pengetahuannya serta menghasilkan gagasan-gagasan yang bernilai nuansa "Wawasan".

Maka dengan itu isi daripada suatu opini adalah suatu pandangan, pemahaman dan penilaian dari sudut dirinya sendiri, yang muncul berdasarkan pengetahuan, pengalaman, harapan ataupun keinginannya. Hal inilah yang melahirkan suatu opini setiap orang akan menghasilkan sudut pandang yang berbeda-beda tentang suatu objek kejadian dan peristiwa yang sama.

Munculnya suatu opini umumnya didasari dari sebuah nilai keyakinan atau kepercayaan yang dipengaruhi oleh Agama, Budaya, Politik, dan lain lain. Kepercayaan setiap orang memiliki andil yang begitu besar dalam menyikapinya serta menyampaikan pendapat.
 
Jadi tidak heran jika suatu opini dengan kepercayaan yang sama akan cenderung melahirkan suatu opini-opini yang sama juga. Begitu juga terhadap kelompok politik serta budaya.

Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Opini adalah pemikiran atau pendapat pribadi. Lebih sederhananya opini adalah pemikiran pendapat mengenai adanya suatu permasalahan tertentu. Bahkan kita dalam aktivitas sehari-hari sering kali berbicara dengan sebuah kalimat opini.

Sebagai contoh yaitu ketika kita melihat suatu ketidakadilan kekuasaan, yang secara otomatis sesorang biasanya akan mengeluarkan sebuah perkataan perlawanan, nah perkataan perlawanan itulah yang disebut dengan opini (Teks editorial/Opinion).

Contoh lain mungkin saat dimana seseorang berjalan pada suatu tempat, dan ditempat tersebut dilihatnya sesuatu yang kiranya kurang bijak, maka kita akan berucap seperti ini "Hal itu tidak adil" nah itulah yang disebut dengan perkataan Opini.
 
Perkataan opini sering diucapkan ketika seseorang sedang menonton Televisi, YouTobe, Tiktok, Radio ataupun yang lainnya seperti membaca Berita, Koran, Majalah, bahkan dari artikel Opini itu sendiri yang dibuat oleh orang lain.
 
Artikel opini biasanya akan mudah dicari di internet maupun surat-surat kabar. Bahkan tanpa sadar kita sering beropini pada suatu yang kita lihat maupun suatu yang kita dengar.

Dari penjelasan diatas mungkin kurang lebihnya sudah memahami arti, maksud, dan tujuannya beropini.

Tujuan berOpini tidak lain adalah menciptakan gagasan, mentransfer ide ke ruang publik menjadi bagian ranah politik yang berusaha mempengaruhi publik dengan wawasan yang membangun kemanfaatan bersama, memunculkan ide-ide baru yang siap untuk diperdebatkan.

Dengan menulis opini berarti kita turut andil memberikan wawasan dan pengetahuan ke khalayak ramai, berbagi informasi, data, dan pengalaman. Sebab kegiatan itulah yang didasarkan dengan hati yang tulus dengan sukacita, kegembiraan, kecintaan menyumbangkan ilmu dan juga pengetahuan baru.

Setelah tahu tentang manfaat opini, tentu effect yang ditimbulkan dari beropini dapat memberikan suatu padangan wawasan baru pada banyak orang yang kiranya labih baik untuk dipelajari dalam menentukan berbagai kebijakan.
 
Melihat besarnya manfaat dari pengaruhnya suatu opini, maka akan lebih baik beropini didepan layar seperti membuat artikel opini atau video, daripada beropini dibelakang layar. Meskipun kita tidak tahu bahwa opininya akan menimbulkan effect yang berarti ataupun tidak sama sekali, setidaknya opini yang dibuatnya sedikitnya dapat menjadi bagian pertimbangan.

Hal tersebut bisa sangat dimaklumi, sebab hanyalah sebuah opini. Maksudnya adalah lebih baik kita menulis pendapat, ide, pemikiran melalui sebuah karya tulis yang dimungkinkan bisa merubah dan membantu solusi, menciptakan rasa kepedulian bersama membangun perdamaian, daripada beropini dibelakang yang tentunya menjadi bagian beban diri sendiri.

Dengan kita menulis opini dan mengirimkannya kemedia-media maupun surat kabar, kita sudah berbagi solusi dari hasil karya kepedulian masyarakat. Dalam membuat artikel opini sebetulnya begitu mudah, kamu bisa membaca dari hasil opini orang lain yang bertebaran didunia internet maupun surat kabar. 

Namun ada Gambaran Umum dalam langkah belajar menulis Opini khususnya dalam teknik penulisannya, sebagai berikut :

1. Pembukaan
2. Isi dan
3. Penutup

- Pembukaan
  • Berisi nuansa yang menarik perhatian pembaca untuk terus membaca/kalimat penggoda dengan judul yang unik dan menarik.
- Isi
  • Isi opini haruslah diisi dengan topik yang tren, yang sedang dibicarakan banyak kalangan.
- Penutup
  • Berisi kesimpulan pendapat, pandangan pribadi untuk menggerakan wacana semoga dapat dijadikan pertimbangan kebijakan bertindak seperti apa yang diharapkan si penulis.

Dilihat dari gambaran umum langkah membuat opini tentu sangat mudah dilakukan bagi siapa saja, namun untuk mendalami dalam teknik penulisannya bisa melihat ulasan sebagai berikut.

Teknik Belajar Menulis Opini dan Contohnya

Langkah penulisan atau teknik menulis artikel opini jika dikerucutkan akan terbentuk beberapa paragraf, seperti dibawah ini.
 
1. Paragraf/alinea pertama berisi pokok pembahasan, diambil dari segi dampak yang terjadi (Kontroversi, Keunikan) yang dirasakan saat ini dan kedepannya.

2. Paragraf kedua berisi uraian singkat dari segi dampak yang sedang terjadi saat ini dan untuk masa depan, dilengkapi dengan penjelasan detail pada objek kajiannya. Disajikan tempat dan melibatkan apa saja dan siapa saja. Dibagian ini juga disuguhkan informasi data falid yang diambil dari berbagai sumber.

3. Paragraf ketiga berisi penjelasan pemilihan objek kajian, yang didalamnya dibahas permasalahan yang terjadi dan dikemukakan apa dan siapa saja yang terkait masalah tersebut. Meyakinkan pembaca bahwa kajian ini perlu dipertimbangkan. Diisi juga dengan pemaparan argumen serta bukti yang rasional (Konsep dan Teori) dan Bukti Empiris.

4. Paragraf keempat berisi penjelasan pendukung dari suatu objek kajian yang sebelumnya sudah dipaparkan di paragraf 3 (tiga). Didalamnya bagian penting terutama bentuk-bentuk pengarahan positif.

5. Paragraf keempat berisi masalah yang dikemukakan, berisi masalah mendasar dari kajian. Dan pemaparan data empiris yang menunjukkan kontradiksi, tidak rasional, kejanggalan maupun kesalahan berfikir baik menyangkut kebijakan maupun implementasi kebijakan.

6. Paragraf kelima adalah menjawab masalah berisi analisis lengkap terdiri dari premis-premis yang memenuhi kontradiksi yang diberikan. Dan isi dengan argumen rasional untuk diajukan.

7. Paragraf keenam berisi jawaban atau penjelasan pendukung dari masalah yang terkait. Yaitu disampaikan effect yang ditimbulkan yang nantinya akan sangat mempengaruhi dalam masyarakat berpikir.

8. Paragraf penutup berisi solusi atas masalah yang dibangun, berisi solusi yang ditunjukan kepada apa-apa yang perlu dilakukan oleh organisasi maupun setiap individu. Berikan gambaran positif dengan solusi yang ditawarkan.

Beberapa Contoh Kalimat Opini dengan Sangat Sederhana

"Acara di televisi sekarang tidak bermutu, kurang bermutu, ini bisa merusak anak-anak"

"Udah jelas-jelas Pemilihan Umum selesai, masih aja berdemo"

"Harusnya sekolah di Indonesia diperbarui, sebab banyak anak selesai sekolah masih kebingungan bekerja, harus ada alternatif lain"

Dan banyak sekali contoh kalimat opini yang tanpa sadar diucapkan setiap hari untuk mengkritik suatu objek baik dari penglihatan dan pendengaran. Untuk lebih memahami dalam pembuatan opini bisa dengan melihat contoh tulisan (artikel) opini dibawah ini.

Contoh Artikel Opini

#Judul

Pemilu Di Atas Awan

#Paragraf 1

Pemilu adalah sebuah kontes istimewa, yang dulu dijadikan parameter pengambilan keputusan dan suatu ladang kepercayaan bagi masyarakat. Namun demokrasi yang sekarang seolah-olah bukan hak pengambilan keputusan yang jujur bagi setiap warga negara. Demokrasi politik hanya sebagai wadah serta ladang hujat-menghujat, dengan saling menghina kelompok satu dangan kelompok lainnya, orang satu dengan orang lainnya.

#Paragraf 2

Belum lama ini kita diperlihatkan sebuah adegan skenario pemilihan umum yang di adakan setiap lima tahun sekali, yang digelar oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum). Seperti yang tertuang dalam UU Pemilu tahun 2017, pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang terlibat secara langsung, umum, bebas, aman, jujur, dan adil dinegara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Melihat teror dari berbagai politik dengan isu-isu yang mengeruk jiwa dan menurunkan integritas tinggi pada kepercayaan masyarakat, sangat berdampak buruk bagi setiap warga negara.

#Paragraf 3

Pemilihan Umum tidak lepas sebagai sarana diskusi bagi masyarakat bawah, baik orang tua maupun remaja. Mereka banyak yang sudah terpengaruh dengan isu-isu yang sebenarnya melawan hak dan kewajiban bagi Komisi Pemilihan Umum. Dianggapnya demokrasi hanyalah sebagai wadah perselisihan. Hal tersebut sudah masuk jiwa dan pemikiran hampir disemua kalangan.
 
#Paragraf 4
Dalam Pemilihan Umum seharusnya masyarakat dibumbui dengan pengertian demokrasi yang adil dan jujur seperti yang tertuang didalam UU Tahun 2017. Pada kenyataannya masyarakat sudah banyak yang kehilangan kemampuan dalam menilai demokrasi yang damai, adil, dan jujur. Hal tersebut bisa terjadi sebab ada penyebar isu dari kelompok-kelompok yang anti demokrasi dan mungkin bertujuan memecah suatu bangsa.

#Paragraf 5

Pada titik dimana apa yang disebut dengan berdasarkan "Pancasila dan UUD 1945", adalah masyarakat dituntut dan dijadikan kesuksesan berdemokrasi sebagai pemilih yang bijak, tapi dengan adanya kelompok tertentu yang mungkin bertujuan memecah bangsa, hal tersebut mengilangkan integritas kepercayaan masyarakat pada Komisi Pemilihan Umum. Tidak tahu pasti darimana datangnya kelompok-kelompok tersebut, yang muncul secara tiba-tiba dan mungkin ada maksud untuk kepentingan suatu kelompok tertentu. Dengan dampak yang diperlihatkan gejolak yang mengebu-gebu disaksikan setelah pemilihan umum selesai. Banyak tujuan yang sebenarnya melanggar konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 
#Paragraf 6
Indonesia berdiri dari sebuah kebhinnekaan yang didalamnya terdapat berbagai macam agama, suku dan budaya. Tapi kelompok tertentu membawa isu yang mementingkan dari segi internal saja, memojokkan agama lain yang jelas-jelas Indonesia berdiri atas ala yang disebut seperti pancasila sila pertama "Ketuhanan yang maha esa". Isu dengan membawa agama sangat merugikan dan menimbulkan perpecahan yang nyata baik dari agama tersebut dan bagi sebuah bangsa.

#Paragraf 7

Harusnya demokrasi adalah sebuah kontes demokrasi yang istimewa, tanpa menggunakan isu-isu yang kurang baik dan jauh dari realitas yang ada. Haruslah berpolitik yang mendidik dan membangaun integritas dan bersinergi dengan agama, suku, dan budaya didalam sebuah negara. Bahayanya berpolitik atas nama agama menyebabkan umat islam terus menentang arah dalam berbagai hak, pemeluk non muslim semakin terpojokkan. Dan anehnya adalah berpolitik tersebut dengan membawa "Jihad". Ini sangat lucu membawa nama "Jihad" pada sebuah negara yang telah lama merdeka.

#Paragraf Penutup & Penjelasan

Sikap bagi orang-orang yang mengerti tentang berdirinya sebuah negara, mereka akan mengerti bahwa politik yang sedang memanas tidak lain punya keinginan tersembunyi. Politik sekarang seperti sudah diambang batas sebagai pedoman cara berdemokrasi yang kurang tepat bahkan salah. Padahal berdirinya sebuah negara sudah dimusyawarahkan dari berbagai agama, suku, dan budaya nusantara. Haruslah menyadari hal tersebut untuk mempererat hubungan masyarakat Republik Indonesia.

Tidak sepantasnya menggembor-gemborkan atas nama agama, yang sebetulnya hal tersebut sudah jelas politik yang kurang informasi, politik agama yang mungkin bukan membawa pada sebuah kebenaran tapi pembenaran yang janggal. Cobalah melirik kembali yang sudah dijelaskan didalam Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila.

Penjelasan

Diatas tersebut hanya sebuah contoh tidak perlu diperdebatkan, teknik belajar membuat opini sebetulnya relatif & variatif, tidak harus mengikuti lima paragraf selesai malah akan lebih bagus bisa kurang dari 7 (tujuh) paragraf. Namun intisari dan penjelasaan terkait yang dimaksud sudah terurai secara jelas.

Dalam pembuatan artikel opini kamu juga bisa menambahkan paragraf-paragraf lain untuk memudahkan pengertian, dipahami serta memahamkan untuk para pembaca.
 
Dalam pembuatan artikel opini tentunya harus diisi dengan data yang falid sebagai bukti dalam berargumentasi yang akan mendukung sekaligus menjadi bahan pertimbangan, memberikan daya pemikiran secara akal sehat kepada siapapun yang membacanya.

Kurang lebih seperti itu seputar pembahasan belajar menulis artikel opini & teknik penulisannya. Meskipun opini adalah sebuah pendapat pribadi dari cara berpikir seseorang, tapi dalam berpendapat pun sangat perlu adanya data-data untuk mendukungnya.
 
Tanpa adanya data dalam berargumentasi sama saja hal itu bisa menimbulkan serta membingungkan untuk dibahas, harus ada penyebab dari rangkaian kalimat yang dibuatnya.

Hal yang perlu ditegaskan dalam belajar membuat tulisan opini adalah dalam berpendapat harus dengan etika dan sopan, sebab hasil pemikirannya itu akan dicerna oleh sebagian orang penting.
 
Tulisan opini yang dibuat nantinya akan dibaca oleh berbagai lapisan masyarakat tentunya dengan latarbelakang yang berbeda-beda dan menghasilkan out put (effect) opini lain dengan sudut pandang berbeda-beda pula.

Dalam belajar menulis artikel opini juga sangat memperhatikan kemampuan diri dalam topik yang akan dibangun. Apapun topik yang akan dibuat harus seminimal mungkin memiliki kapasitas pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang topik yang akan disajikannya.

Hal tersebut untuk menghindari terjadinya perdebatan dalam berargumen adu data yang kadang tidak sesuai tema dan juga akan menimbulkan konflik, baik terjadi konflik sepintas maupun berujung konflik yang teramat panjang.
 
Namun, semua itu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan pendapat tersebut menimbulkan konflik yang memanas, umumnya ada campur tangan dari orang-orang yang terlibat langsung dalam politik (Penguasa Pemerintah) & lain sebagainya.
Sekian pembahasan "Teknik Balajar Menulis Artikel Opini dan Contohnya", Recognize and Learn Opinions and their writing techniques. Segi kalimat apapun dari awal sampai akhir titik artikel ini, dirasa mengganggu/membuat resah hati & pikiran, ataupun menyinggung pihak-pihak tertentu mohon untuk bisa dimaafkan & Terimakasih.

"Selamat mencoba"
Salam Sahabat Nirwana Tunggal

Baca juga :

Posting Komentar